Worcester, AS, Saat keluarga dan teman-temannya bersuka ria di hari Krismas, seorang kanak-kanak di Amerika hanya boleh terangkap di dalam rumah tanpa boleh merasakan kemeriahan Krismas. Perhiasan Krismas termasuk makanan khas dan pokok Krismas boleh membuatnya alergi parah dan asma.
Charlie Smith (3 tahun) tidak boleh menikmati cokelat, mince pie, kek, kacang atau bahkan pokok krismas. Semua perhiasan itu boleh membuat Charlie kecil mengalami reaksi alergi yang parah. Bahaya mengintai kanak-kanak asal Worcester, AS, ini bila musim Krismas tiba. Ia bahkan boleh terbaring di hospital hanya kerana menyentuh teman yang telah makan kacang.
Keluarganya pun terpaksa harus berkorban dengan menukar pokok asli dengan pohkok Krismas buatan yang bebas debu, kerana pokok asli boleh membawa serangan asma bagi Charlie.
"Alergi dan asma Charlie berarti bahawa Krismas adalah waktu yang berbahaya baginya. Kami harus sangat berhati-hati untuk membuatnya tetap aman sepanjang tahun, tetapi lebih khusus pada saat Krismas" jelas ibundanya Jo Smith (33 tahun), seperti dilapor Dailymail, Sabtu (24/12/2011).
Menurut Jo, Krismas tahun ini menjadi Krismas terberat bagi keluarga Smith, kerana ia tak boleh memiliki makanan apapun yang mengandung kacang untuk merayakan Krismas, termasuk kekl, puding dan mince pie (pie khas Krismas).
"Orang-orang membeli sekotak cokelat tanpa berfikir panjang, tapi berbeza dengan keluarga kami. Ini bukan kerana Charlie tak boleh makan cokelat apapun, hanya saja saya harus yakin untuk membeli cokelat yang tidak mengandung kacang didalamnya," jelas Jo.
Kakak Charlie, Harry (6 tahun), sering mendapatkan kad Krismas dengan cokelat kecil dari teman-teman sekelasnya di sekolah. Jo memberitahu Harry untuk memastikan ia mencuci tangan segera setelah makan cokelat, untuk berjaga kalau-kalau ia menyentuh adiknya, Charlie.
"Pesta Krismas juga menyulitkan bagi kami. Kebanyakan makanan cenderung diletakkan di meja prasmanan. Untuk itu, saya harus memperingatkan tuan rumah terlebih dahulu tentang alergi Charlie. Saya telah mengirimkan menu makan siang sendiri kepada pihak tuan rumah sebelumnya," lanjut Jo.
Masalah alergi Charlie dimulai sejak ia berusia 18 bulan. Saat itu ia sedang duduk di pangkuan datuknya yang sedang makan kacang. Tiba-tiba saja tubuh Charlie membengkak dan mulai menggaruk-garuk dirinya sendiri sedemikian parah hingga berdarah.
"Itu begitu menakutkan. Kami bahkan tidak berfikir tentang kacang. Kami tidak tahu apa yang terjadi. Kami hanya bergegas memandikannya dan memberinya tablet antihistamin dan krim. Itu sangat mengerikan dan kami tidak dapat memahami apa yang telah terjadi," jelas Jo.
Setelah dibawa ke doktor dan menjalani ujian tusukan alergi, keluarga Smith baru tahu bahwa Charlie memiliki alergi kacang. Alerginya boleh menimbulkan reaksi parah hanya dengan menyentuh orang yang sedang atau telah makan kacang.
"Kami beruntung bahawa reaksi itu hanya mempengaruhi kulit dan tidak menyebabkan tenggorokannya membengkak, yang dapat mempengaruhi nafasnya. Saya ngeri membayangkan apa yang akan terjadi jika dia benar-benar makan kacang," ungkap Jo.
Jo dan suaminya Dave (42 tahun) harus membawa krim khusus, tablet antihistamin dan EpiPens kemanapun mereka pergi, sehingga dapat mengubati putra mereka boleh tanda pertama reaksi mulai nampak.
Sumber : detikhalth.com
No comments:
Post a Comment